euforia kemenangan Indonesia dalam laga semifinal masih terasa. hingga banyak yang berharap closingnya berakhir dengan indah.....melewati final dan mereguk kemenangan yang telah lama dinanti nanti. dan akhirnya........skali lagi kita harus berjiwa besar, berlapang dada menerima kekalahan yang menurutku bukan sebuah kekalahan yang mengecewakan.
kekalahan kita dalam pertandingan Indonesia - Malaysia -dengan adu pinalti pula-memang memberikan pelajaran besar bagi bangsa ini. bagaimana kita harus menghargai sebuah proses.....bukan hanya hasilnya, seperti yang kita lihat sebelumnya. bangsa ini besar dan luar biasa semangatnya. tapi belum bisa menghargai proses. kemenangan tidak bisa diraih hanya dengan sesuatu yang instan. ada proses panjang yang harus dilalui dan dilewati. gemblengan fisik.....mental.....siap untuk menang tapi tidak terpuruk oleh kekalahan.
kekalahan ini pula yang mengajarkan bagaimana kita harus memiliki azam yang kuat untuk terus berjuang....sama hal nya dengan jalan dakwah yang kita lalui.....tidak boleh patah semangat. senantiasa sabar dan jeli dalam melihat tiap kesempatan...belajar mengatur strategi untuk bisa memberikan gol gol yang indah .....begitupun dengan dakwah........sebuah kebaikan yang tidak terstruktur dengan bagus akan dengan mudah dipatahkan dengan keburukan yang terstruktur......harus ada rencana dan strategi untuk mengubah keburukan menjadi kebaikan. harus memiliki rencana jangka pendek maupun panjang untuk mencapai kemenangan yang besar.
kekalahan itu pula yang mengajarkan kita untuk senantiasa berpikir jernih....selelah apapun kita...cepat dalam mengambil keputusan namun tetap harus tepat dan cermat.
dari kekalahan kita bisa belajar.....seorang manusia yang berencana.....berikhtiar.....namun segala sesuatu Allah lah yang memiliki keputusan.....meski sedih, kecewa, lara, menangis......bahkan sumpah serapah pun terlontar.....skali lagi Allah masih menunda kemenangan ini agar kita semua belajar.......episode kekalahan ini semoga menjadi sebuah kemenangan besar kelak di kemudian hari.
at Popongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar